New York-Wuhan-Beijing
Mode Siluman
Andalas memperhatikan dengan cermat pergerakan 2 titik kecil di radar. F-16 Fighting Falcon tertera di sana. Masih cukup jauh. Tapi bagaimanapun dia tidak bisa melarikan diri. Pesawat ini kalah jauh dari sisi kecepatan. Apa yang harus dilakukannya? Mereka pasti sudah tahu nasib kedua temannya yang berhasil dilumpuhkan pesawat sipil ini. Sudah pasti mereka akan sangat berhati-hati.
”Wilayah udara terdekat adalah Rusia. Sekitar 200 mil lagi. Bisakah kita melarikan diri saja dari 2 pesawat tempur itu dengan memasuki Rusia?” Lian Xi memandang Andalas.
Andalas mengangguk. Itu bisa menjadi solusi yang mereka butuhkan saat ini. 2 pesawat F-16 itu pasti akan berpikir panjang untuk melanggar wilayah udara Rusia.
Kembali Andalas memperhatikan radar. Masih cukup jauh jarak dari 2 pesawat pemburu itu. Selama belum dikunci barangkali stealth mode akan bisa meloloskan mereka hingga memasuki wilayah udara Rusia.
Andalas menekan tombol mode siluman. Mesin pesawat berdengung sebentar lalu normal lagi tak lama kemudian. Di panel tertulis; descent. Oke, berarti aku harus terbang rendah. Sangat berbahaya sebetulnya. Karena wilayah Rusia yang akan mereka masuki dipenuhi oleh perbukitan dan gunung-gunung tinggi.
Pesawat itu melakukan penurunan ketinggian dengan cara cukup ekstrim. Andalas memang harus bertindak cepat. Jika sampai posisi mereka terkunci sebelum mode siluman dinyalakan, maka mode itu tidak akan berguna sama sekali.
Cecilia tidak bisa menahan diri lagi untuk tidak muntah. Manuver Andalas kali ini menembus batas kemampuan perutnya. Akiko yang juga terkejut dengan pergerakan pesawat yang tiba-tiba, melepaskan sabuk pengaman lalu berpegangan di kursi Cecilia sambil mengurut tengkuknya. Dokter Inggris itu berkeringat dingin. Lain kali mereka akan memilih pesawat komersial saja.
2 titik di radar itu semakin menjauh dan akhirnya menghilang. Andalas bernafas lega. Entah apakah mereka memang kehilangan jejak karena mode siluman atau cemas karena sudah terlalu dekat dengan wilayah udara Rusia, yang pasti 2 pesawat tempur itu tidak mengejar lagi.
Sekarang tinggal bagaimana mengelola bahaya lain di depan sana. Terbang rendah di daerah perbukitan dan pegunungan adalah bertaruh nyawa. Sementara jika mereka nekat untuk terbang tinggi, dikhawatirkan radar Rusia yang canggih akan menangkap keberadaan pesawat ini. Meskipun bermode siluman tapi Andalas sama sekali tidak yakin teknologi tinggi yang dimiliki militer Rusia tidak bisa mengendus jejak mereka jika pesawat ini terbang tinggi.
Lian Xi memasang mata baik-baik setelah mengambil alih kemudi pesawat dari Andalas. Kecermatan dan kewaspadaan memegang peranan kunci agar pesawat ini tidak menabrak dinding pegunungan atau terhempas di perbukitan. Andalas nampak sedikit kelelahan. Jika dia dibiarkan terus mengemudikan pesawat, bisa-bisa mereka tak akan sampai ke Wuhan.
