Perjalanan Perancis-Swiss
Jalan Tol Lyon-Zurich
"MSS? Kau agen rahasia China?" Andalas bertanya menegaskan.
Lian Xi mengangguk.
"Aku akan menceritakan kepada kalian di jalan. Atau kau masih ingin meneruskan perkelahian denganku?" Kembali Lian Xi tersenyum mengejek ke arah Akiko.
Akiko menyumpah dan hendak menerjang ke depan. Suara sirine dari kejauhan terdengar makin mendekat. Â
Andalas kembali memegang lengan Akiko dengan lembut. Mendorongnya masuk ke jok depan mobil. Dia sendiri masuk ke kursi pengemudi dan memberi isyarat kepada Lian Xi dan Cecilia untuk masuk. Mereka sedang dalam buruan Interpol. Tidak baik berlama-lama di Lyon.
Koleos itu meluncur ringan meninggalkan basemen parkir. Andalas keluar dari gerbang pemeriksaan tiket dengan lancar. Orang-orang tetap melakukan kebodohan yang sama. Tiket parkir tidak pernah dibawa dan selalu ditinggal di dalam mobil.
Andalas mengemudikan mobil dengan tenang. Tidak terburu-buru agar tidak menimbulkan kecurigaan. Mobil polisi terlihat di mana-mana. Kekacauan yang ditimbulkan Marcos dan Brando cukup berefek rupanya. Kota Lyon nampak siaga.
"Kita lakukan perjalanan darat ke Zurich. Malam nanti aku perkirakan kita tiba di sana. Besok aku ada urusan di kantor SNB. Akiko, aku perlu bantuanmu di sana. Cecilia bisa mulai merumuskan rencana. Kalian tahu bukan? Pandemi sudah terjadi. MS dan BA."
Andalas memecah kebekuan di atmosfer mobil yang lengang sedari tadi. Akiko hanya berdehem kecil untuk memberi isyarat dia menyanggupi. Hatinya masih panas dengan wanita di samping Cecilia. Tangguh dan cantik. Andalas bisa dengan mudah terpikat kepadanya. Abazure!
Cecilia membuka suaranya.
"Kami hanya tahu dari selentingan omongan orang-orang di markas Interpol. Jadi bagaimana kondisi pandemi secara global Andalas?"
Andalas menyorongkan X-One.
"Cerita lengkapnya ada di Cathy. Dia terus memantau situasi dari sebuah tempat di...." Andalas kebingungan menyebut nama tempat di mana tim Pandora berada. Lian Xi menyahut cepat.
"Gurun Gobi! Kakakku bilang itu di Gobi. Fasilitas super lengkap dan sangat tersembunyi."
Akiko mendengus. Cecilia semakin tertarik. Dibatalkannya menghubungi Cathy. Sepertinya Lian Xi tahu banyak.
"Jadi Profesor Lian Yang dan yang lain ada di sana sekarang? Apa yang sedang mereka lakukan?"
"Mereka meneruskan pekerjaan yang belum selesai di Pandora. Kakakku bilang ada beberapa sampel yang berhasil diselamatkan dari penyerbuan." Lian Xi menjelaskan.
Sambil mengemudi, Andalas kemudian bercerita apa yang telah diketahuinya dari Cathy. Termasuk bahwa semua tim ilmuwan selamat. Kecuali Willy Booth. Cecilia meneteskan airmata. Kasihan teringat Willy. Dia merasa bersalah telah melibatkannya.
"Cecil, aku rasa sekarang adalah bagianmu untuk menyusun rencana baru. Aku sendiri mendapatkan amanat dari ayah angkatku yang menitipkan kode rahasia melalui orang kepercayaannya yang menyelamatkan aku di Siberia. Aku harus memecahkan beberapa kode itu dengan keliling beberapa kota di Eropa dan Amerika."
Akiko menyela cepat.
"Kau harus melakukan semuanya sendiri Andalas. Kau sendiri bilang akan sangat kerepotan jika harus ditemani." Suara Akiko terdengar seperti sebuah desakan. Dia sama sekali tidak mau jika kemudian Andalas ditemani oleh wanita China yang tangguh itu. Akiko kembali memanas hatinya membayangkan Andalas kemana-mana bersama wanita itu.
"Jangan khawatir Akiko. Aku akan melakukannya sendirian. Kau harus mengawal Cecilia pergi melakukan konsolidasi dengan tim ilmuwan di Gobi. Lian Xi akan menjadi penunjuk jalan kalian."
"Memang aku mau menjadi penunjuk jalan?" Kali ini Lian Xi yang menyela. Wanita ini sengaja memanasi Akiko. Kelihatan sekali wanita itu sangat khawatir Andalas akan pergi bersamanya.
Mulut Akiko sudah terbuka hendak menyemprot namun didahului oleh Cecilia yang tahu situasi bisa saja memanas lagi.
"Yes ide bagus. Kami bertiga akan pergi ke Gobi dan kau menyelesaikan amanat Dokter Adli Aslan. Eh bagaimana kabar Dokter Adli?"
Andalas menghela nafas panjang.
"Itu tugasku berikutnya setelah menemukan arti rangkaian kode rahasia. Aku akan membebaskannya sebelum pengadilan di Den Haag digelar."
"Untuk yang satu ini kau perlu bantuan Andalas. Aku akan menemanimu!" Akiko berkata tegas. Lian Xi hendak kembali menyela. Tapi Cecilia menyenggol lututnya dan memberi isyarat agar Lian Xi berdiam.
Cecilia kemudian tenggelam dalam percakapan dengan Cathy melalui X-One Andalas. Mereka akan mulai dari awal lagi. Pandemi sudah terjadi. Satu-satunya cara adalah menemukan serum bagi kedua penyakit mematikan tersebut dengan segera. Mereka perlu menyamakan langkah dengan saling bertemu di fasilitas rahasia Gobi.
Cecilia sudah mengetahui jumlah fatality rate di seluruh dunia yang diakibatkan oleh MS dan BA. Tapi dia belum menyaksikan langsung sejauh apa penyebaran penyakit itu sekarang. Ini penting untuk memetakan klaster mana yang nanti harus diutamakan penanganannya saat serum sudah ditemukan.
Sudah jelas bahwa MS sangat berkembang cepat penularannya di belahan bumi utara dan BA menyebar dengan ganas di belahan bumi selatan. Cecilia bergidik. Membayangkan kerusuhan dan chaos yang terjadi ketika orang-orang tertular BA. Teringat betapa beringasnya mereka menyerang orang lain dan menularinya.
Cathy bilang hampir sebagian besar kota-kota besar di belahan bumi selatan dikarantina oleh militer. Berlaku perintah tembak di tempat bagi siapapun yang melanggar. Karena itulah kecepatan fatality rate akibat BA jauh lebih signifikan dibanding MS. Orang-orang yang terjangkit menyerang orang tanpa bisa dikendalikan karena militer berada di luar perimeter kota.
Setelah sekian lama menjangkiti orang, lanjut Cathy, Bakteri BA tidak langsung mematikan di bagian bumi selatan. Masa inkubasinya juga cukup lama. Menurut laporan, orang-orang baru akan mengalami gejala beringas setelah satu bulan dari mulai tertular. Namun Cathy mengutip penjelasan Profesor Sato bahwa bisa saja masa inkubasi BA di belahan bumi utara akan berbeda karena iklim juga sangat berpengaruh terhadap kecepatan masa inkubasi.
Cecilia merenung. Ini semakin gawat saja. Jika masa inkubasinya cukup lama, maka bisa saja orang-orang dari belahan bumi selatan yang sedang melakukan perjalanan ke utara mempunyai waktu yang cukup untuk menulari orang-orang di belahan bumi utara.
Seperti sudah menjadi kebiasaan, Andalas berbelok ke sebuah rest area untuk berganti mobil. Koleos ini pasti sudah masuk radar Interpol untuk dilacak.
Setelah memarkir mobil, Andalas membagi-bagikan masker dan sarung tangan serta jaket lengan panjang kepada ketiga wanita itu. Lebih baik berjaga-jaga daripada mendapatkan peristiwa tak diduga.
Cecilia turun dari mobil untuk melemaskan otot-otot tubuhnya yang masih diselimuti ketegangan atas kejadian di markas Interpol di Lyon. Tindakannya diikuti oleh Akiko dan juga Lian Xi. Ketiganya berada di luar mobil sambil menunggu Andalas melakukan keahliannya mencuri mobil.
Tiba-tiba dari arah pom bensin terdengar teriakan-teriakan dan jeritan. Orang-orang berlarian. Mereka cukup dekat dengan pom bensin itu sehingga bisa jelas menyaksikan saat 2 orang dengan terhuyung-huyung mengejar orang-orang yang sedang ramai makan di restoran cepat saji.
Orang-orang berhamburan lari. Sebagian menuju ke arah mereka. 2 orang yang nampak kalap itu mengejar. Juga ke arah mereka. Otot-otot di sekujur tubuh Akiko menegang. Firasatnya mengatakan akan ada kejadian tidak mengenakkan. Duh! Kaikennya disita. Dia hanya punya FN dengan peluru terbatas di saku jaketnya.
2 orang pengejar yang sedang mengamuk itu tiba di hadapan mereka. 2 orang bertampang Asia Selatan dengan mata memerah, muka pucat dan dari sudut mulut mereka keluar busa berwarna hitam.
Cecilia menjerit tinggi. Astaga! Bacillus antracis sudah sampai di sini!
Bogor, 10 Mei 2020
******
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H