Andalas terperanjat. Penyakit? Astaga! Jangan-jangan....
Andalas meraba-raba kantung bajunya.
"Kau mencari ini nak?" orang tua itu menunjuk sebuah gawai yang tergeletak di meja di depannya.
Ah, syukurlah! X-One!
Andalas meraih X-One dan mencoba mencari sambungan aktif kepada siapa saja. Salah satu dari anggota tim MS-BA-30. Tidak ada satupun indikator yang menyala. Duh!
Matanya lalu beredar sekeliling ruangan. Sebuah televisi lama ukuran kecil nampak di meja sudut ruangan. Andalas memberi isyarat tanya. Apakah televisi ini masih hidup?
Orang tua itu terkekeh.
"Mungkin sudah hampir 10 tahun TV itu hanya jadi hiasan nak. Rusak."
Andalas memutar bola matanya. Dibukanya pintu pondok meski angin dingin kembali menyerbu masuk dengan garang. Lelaki itu melangkah keluar sambil terus mengawasi layar X-One.
Gadget canggih ini selalu bisa tersambung dengan satelit komunikasi apapun pada orbit terdekat tanpa harus bergantung pada jaringan seluler. Satu-satunya masalah adalah jika lapisan stratosfer tertutup awan pekat.
Dan itulah yang terjadi sekarang. Tangkapan coverage satelit nol. Andalas menggigil. Sudah terlalu lama dia berada di luar pondok. Suhu sedang drop di bawah 0 derajat. Namun kekerasan hati mengalahkan rasa dingin yang menusuk-nusuk setajam ujung Kaiken di kulit mukanya yang terbuka. Â