Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Serum-Bab 51

16 Mei 2020   20:04 Diperbarui: 16 Mei 2020   20:09 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Baik Dokter! Kami akan bertahan menggunakan kanon air di semua sisi kapal. Kau posisi di mana?"Terdengar sahutan Kapten Hikaru. Akiko sengaja menyalakan speaker.

"Oke! Kami bertiga akan meluncur menggunakan perahu karet dari arah 45 derajat!"Akiko menutup telpon lalu turun ke perahu karet sambil menyeret tas golf.

Setelah kedua wanita itu menaiki perahu berikut tas golf yang lumayan berat itu, Andalas menjalankan perahu dengan kecepatan maksimum. Mereka sedang berburu dengan waktu.

Tanpa dikomando lagi, Akiko membuka tas golf yang besar dan panjang. Di dalamnya terdapat beberapa senapan serbu laras pendek beserta magazin dan juga beberapa granat tangan serta beberapa pucuk pistol. Akiko agak terheran-heran. Kapan Andalas menyiapkan ini semua? Namun keheranannya langsung hilang. Ini pasti perlengkapan yang juga disediakan oleh Dokter Adli Aslan.

Akiko mempersenjatai dirinya dan mempersiapkan senjata untuk Andalas. Dia menyerahkan sepasang pistol FN kepada Cecilia dengan pesan hanya untuk berjaga-jaga.

Sambil tetap mengemudi, Andalas menggunakan teropongnya. 2 speedboat bermuatan masing-masing 5 orang itu semakin mendekat dan Hantaa 05 terlihat mulai menembakkan kanon air bertekanan tinggi. Helikopter nampak berputar-putar di sekeliling Hantaa 05 dan tidak berani mendekat. Hantaman kanon air pada baling-baling akan membuat helikopter itu terhempas ke laut.

Perahu karet yang dikemudikan Andalas bermanuver melambung untuk menghindari 2 speedboat. Terdengar beberapa tembakan beruntun. Satu mengarah ke Hantaa 05 dan satu lagi mengarah mereka. Mereka sudah ketahuan!

Andalas menggunakan segala ketrampilannya untuk berzig zag dengan kecepatan tinggi. Perahu karet ini tidak sebesar speedboat sehingga sangat lincah di air. Mereka mendekat di sisi buritan Hantaa 05.

Kapten Hikaru yang memantau dari anjungan melihat 2 speedboat penuh orang bersenjata terus menembakkan senapan mesin ke Hantaa 05. Kanon air itu berfungsi secara hidrolik sehingga bisa dikendalikan dari ruang kemudi. Beberapa kaca anjungan pecah berantakan dihantam peluru. Bahkan helikopter yang berputar-putar di atas itu juga mulai memuntahkan peluru.

Kapten Hikaru mengawasi dengan waspada posisi Hantaa 05. Dia sudah melihat sebuah perahu karet bermuatan 3 orang mendekat sambil membalas tembakan dari 2 speedboat yang sekarang mulai berpencar.

Kapten Hikaru harus hati-hati. Jangan sampai kanon air atau badan kapal justru menghajar perahu karet yang sedang bermanuver itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun