Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Serpihan Cahaya di Malam yang Sempurna

7 Mei 2020   23:21 Diperbarui: 7 Mei 2020   23:31 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langit membuka jendela
selebar-lebarnya
membiarkan rembulan menampakkan wajah sempurna
agar bisa melipur lara
bagi orang-orang yang kesepian
dan melabur duka
untuk setiap sesi kepedihan

Malam yang berpurnama
adalah seri pembuka
dari babak demi babak bahagia
yang sedang dirumuskan ulang
menggunakan formula waktu senggang
ketika orang-orang menginginkan pulang
dan di tengah jalan
menemukan kembali kerinduan

Serpihan cahaya
menabur tak terhitung jumlah asa
di permukaan dedaunan
yang menyimpan begitu banyak kegelisahan
atas beberapa klausa
saat bumi berhasil menyembuhkan dirinya
dan langit menemukan kembali halamannya

Ini mungkin purnama kesekian juta
namun menjadi yang paling istimewa
karena nyaris semua orang menatap dirinya
lalu menyebutkan namaNya
tidak dengan mulut terbata-bata
atau mata berkaca-kaca
tapi dengan kedalaman ruang hati
hingga ke segenap lubang pori-pori

Duh, Gusti Ingkang Murbeng Dumadi
matur nembah nuwun kangge anugrah purnomo sidi
ingkang mboten nyalawadi

Bogor, 7 Mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun