Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Serum-Bab 37

7 Mei 2020   09:57 Diperbarui: 7 Mei 2020   10:07 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Untuk apa? Kau dapat order membunuh mereka?"

"Iya."

"Pasti bayarannya super tinggi. Siapa?"

"Aku sendiri."

Kembali Si Konsultan tercengang. Algojonya ini memang sangat pemilih. Dia tidak sembarangan membunuh. Dia hanya membunuh para pembunuh.

"Kau tidak akan bisa menemukan mereka secara langsung. Mereka hidup di benteng Alamo yang meskipun CIA gabung dengan MI6 dan GRU sendiri tidak akan bisa menembusnya. Mulailah dengan Sang Eksekutor."

"Di mana dia?"

"Dublin, Grozny, Qandahar, Mogadishu, Kolumbia."

"Markas besar?"

"Organisasi bergerak seperti bayangan. Cayman Islands, Hawaii, Malta, Maladewa, Madagaskar, Indonesia. Selalu di pulau. Mudah mobilisasi helikopter, pesawat, yach, kapal selam."

Si Konsultan menyendok kuah di mangkuk mienya. Andalas termenung sejenak. Ini pekerjaan 1 batalyon pasukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun