Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel: Serum-Bab 32

4 Mei 2020   03:54 Diperbarui: 4 Mei 2020   03:46 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitu mendarat di Bandara Dulles, Cecilia dan kedua rekannya naik taksi menuju hotel. Agen-agen MI6 sudah menghilang entah kemana. Mereka hanya diperintahkan untuk menjamin keamanan 3 orang dokter WHO sampai tiba di Washington DC.

Pertemuan antara Cecilia dan Will direncanakan sore nanti. Misi ini luar biasa penting. Cecilia tidak boleh gagal membujuk Will. Mereka tidak punya pintu masuk lain ke NASA selain Will. Untuk saat ini.

Sore ini cuaca Washington cukup ramah. Musim semi sudah tiba. Suhu dingin sudah sudah mulai menghangat. Banyak orang berjalan-jalan keluar. Trotoar di mana-mana penuh dengan orang berjalan. Cafe yang dipilih sebagai tempat pertemuan oleh Will sangat ramai oleh tamu. Akiko dan Andalas sengaja tidak dikutsertakan bertemu Will. Lelaki kutu buku itu lumayan paranoid dan sering bersikap kikuk jika bertemu dengan orang yang baru dikenalnya.

Akiko dan Andalas meminum kopi mereka yang kedua di meja persis sebelah Cecilia.

Seorang lelaki masuk dengan sikap gugup ke dalam cafe. Ah, Will masih saja seperti dulu. Kikuk, gugup, dan tidak percaya diri. Padahal dia sangat cerdas dan nyaris tahu semua hal yang ada di dunia. Entah sudah berapa ribu eksemplar buku yang telah masuk kepalanya yang kecil itu. Cecilia berdiri dan tersenyum menyambut Will.

Will menatap teman sekampusnya walau tidak satu fakultas itu dengan pandangan tak berkedip. Tetap cantik! Kulitnya tidak lagi pucat, dan tidak gendut! Will balik tersenyum.

Setelah memesan 2 gelas kopi dan sepotong pai, Will selalu menyukai pai, perbincangan ringan disertai tawa terkikik dari Cecilia terjadi. Will banyak mendengarkan karena memang lelaki ini sejak dulu agak sulit bercanda. Segala sesuatu di dunia baginya adalah sebuah keseriusan yang harus dihadapi dengan serius.

"Jadi kau sekarang bekerja sebagai apa di NASA Will?"Cecilia menggeser kursinya. Tidak lagi berhadapan namun berdampingan.

Will menghirup aroma mawar itu dengan sigap. Aroma tubuh Cecilia tidak berubah.

"Aku adalah kepala peneliti Universal Linguistik Cecil. Aku membuat beberapa program yang memungkinkan kita bisa menerjemahkan bahasa asing yang bukan berasal dari bumi."Cecilia memasang muka takjub. Matanya yang biru memandang Will dengan kagum. Setengahnya sungguh-sungguh, sisanya acting.

Hidung Will sedikit mekar ditatap seperti itu oleh Cecilia. Dihirupnya kopi sebelum melanjutkan cerita. Dia sangat gugup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun