London, 51 30 26 N, 0 7 39 W
Bandara Heathrow
Tidak seperti di Doha, Andalas tidak lagi meminta Akiko untuk menandai orang-orang. Meskipun begitu Akiko masih bisa melihat si pria yang sangat necis, wanita cantik umur tiga puluhan, pemuda bertopi dan berkacamata hitam, wanita dari kalangan jet set, pria paruh baya bermata sangat sipit, dan si lelaki gondrong, mengantri di gate untuk menaiki pesawat.
Atau jangan-jangan Andalas salah mengidentifikasi orang? Tapi itu juga tidak mungkin. Andalas sepertinya punya database lengkap mengenai dunia para pembunuh. Kecil kemungkinan dia salah.
Dan jawabannya langsung terbukti saat itu juga. Si pria necis tiba-tiba merogoh sesuatu dari tasnya, membalikkan tubuh dan memberondongkan lusinan peluru dari Uzinya.
Akiko yang cepat menangkap gelagat saat pria necis itu berhenti lalu membuka tasnya, sontak mendorong tubuh Cecilia hingga terjatuh. Sedangkan refleks Andalas terpicu saat melihat gerakan Akiko. Andalas menjatuhkan dirinya sambil meraih sesuatu dari dalam kaos kakinya.
Tepat setelah si pria necis menghamburkan magazin pertama yang tidak mengenai apa-apa, sebilah pisau kecil yang dilempar Andalas melesat menembus lengan si pria necis. Melihat Uzi itu terjatuh, Akiko menerjang dengan kecepatan tinggi.
Kaki kecil Akiko menyambar dengan telak kepala si pria necis yang berusaha meraih Uzi dengan tangan kirinya. Pria itu terjengkang ke belakang dengan hidung patah dan mulut berdarah.
Kekacauan terjadi. Proses boarding langsung terhenti. Orang-orang menjerit-jerit dan berlarian kesana kemari. Si pria necis berusaha bangkit berdiri dan meraih pistol dari balik jasnya. Namun sebelum pistol itu sempat diarahkan, sebuah tendangan melingkar disusulkan oleh Akiko. Kembali telak mengenai kepala. Kali ini si pria necis tak bisa bangkit lagi. Pingsan.
Namun kejadian berikutnya sama sekali tak terduga oleh Akiko. Wanita yang mengenakan baju dan aksesoris serba mahal itu mendadak menyobek rok panjangnya. Tubuhnya yang tinggi langsing melakukan gerakan taekwondo yang mengagumkan. Kaki yang memakai sepatu mahal itu menyambar bahu Akiko sehingga dokter itu terhuyung-huyung nyaris jatuh. Tendangan berikutnya tidak bisa dihindari lagi menghajar keras perut Akiko.
Putri ketua Yakuza itu jatuh terpelanting kesakitan. Kejadian berikutnya lebih mengejutkan lagi, si lelaki gondrong menerjang Akiko yang terjatuh sambil mengayunkan sebilah besi yang entah bagaimana telah berada dalam genggamannya. Tak bisa dibayangkan jika potongan besi itu berhasil menghantam tengkorak Akiko.
Saat itulah Andalas beraksi. Menangkis lengan si lelaki gondrong sehingga pukulannya meleset lalu mendaratkan satu pukulan tepat mengenai hidung si lelaki gondrong yang langsung terjatuh. Tapi Andalas tidak bisa melanjutkan serangan karena wanita jet set itu menerjang menggunakan tendangan yang cukup berbahaya. Dari ujung sepatu mahal itu keluar pisau tajam berkilat-kilat.