Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Antara Rembulan, Batu-batu, dan Waktu

3 Mei 2020   03:48 Diperbarui: 3 Mei 2020   17:05 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rembulan dan bukit | Sumber pixabay.com/fr/users/8385-8385 (Inactive account – ID 8385)

Ada yang memandangku
dari kejauhan
mata basah dari rembulan
yang tiba-tiba iba
terhadap orang-orang yang terbangun dari tidurnya
tapi lupa bagaimana harus terjaga

Mata basah itu
merembes di batu-batu
tempat aliran sungai terantuk perlahan
agar bisa singgah menyaksikan
orang-orang yang telah terjaga
tapi lupa untuk apa bangun dari tidurnya

Rembulan dan batu-batu
sama-sama saling mengadu
tentang waktu
yang mengasuh setiap perjalanan
bagi orang-orang yang sudah membelalakkan mata
tapi lupa harus berhenti di mana

Untuk waktu yang terus berjalan
menyusuri angka dan penanggalan
tidak disediakan sebuah pilihan
untuk berhenti sebentar
agar orang-orang tidak terengah mengejar
di saat mereka lupa bagaimana cara tersadar

Bogor, 3 Mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun