Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Serum-Bab 30

2 Mei 2020   18:26 Diperbarui: 2 Mei 2020   18:27 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akiko meletakkan jari di mulut pramugrari itu untuk menyuruhnya tenang. Dia mendekatkan mulutnya ke telinga si pramugari.

"Katakan kepada orang yang menyuruhmu membawa minuman ini bahwa racunnya sudah bekerja. Kami bertiga sangat kesakitan dan pingsan."Akiko mencabut Kaikennya dan menempelkan ujungnya yang tajam ke leher si pramugari. Matanya mengancam. Pramugari itu mengangguk-angguk mengerti.

Andalas dan Akiko meminta Cecilia berbaring. Menyelimutinya hingga leher lalu mengoleskan maskara cukup banyak di bagian mata dan mulut. Cukup meyakinkan bagi penampakan orang yang sedang terkena Arsenik. Andalas dan Akiko melakukan hal yang sama pada diri mereka sendiri.

Terdengar langkah kaki beberapa orang. Tirai tersibak dan muncullah 3 orang pramugari pesawat. Paling belakang adalah pramugari yang diancam Akiko tadi. Kedua pramugari yang berada di depan masing-masing mengeluarkan pisau kecil yang sepertinya tidak terbuat dari metal namun nampak runcing dan tajam.

Hampir berbarengan mereka menggerakkan tangan ke bagian tubuh Andalas dan Akiko. Mereka mengincar urat nadi besar di leher. Rupanya perintah untuk memastikan kematian sasaran benar-benar dilaksanakan oleh mereka.

Dalam satu gerakan yang juga nyaris bersamaan, Andalas dan Akiko yang terbaring dengan wajah menghitam, menangkap tangan yang memegang pisau lalu dengan cekatan melompat berdiri dan membalik kedua lengan pramugari itu ke belakang punggung.

Terdengar rintih kesakitan dari mulut kedua pramugari itu. Sedikit saja gerakan, lengan mereka pasti patah.

Akiko melayangkan punggung tangannya ke leher salah satunya. Terdengar bunyi hekkk dan tubuh itu terguling pingsan. Andalas melakukan gerakan hampir serupa. Pramugari yang keduapun menggelosoh pingsan.

Pramugari yang ketiga hanya bisa terduduk sambil menutupi mukanya yang basah oleh air mata. Cecilia yang sudah bangkit dan menyaksikan semua, membimbing tangan pramugari itu dan berusaha menenangkannya.

Setelah cukup tenang, Cecilia berbisik agar pramugari itu kembali ke tempat tugasnya dan tidak menceritakan kepada siapapun mengenai kejadian ini. Pramugari yang masih shock itu hanya bisa mengangguk. Dia benar-benar ketakutan. Ini pertama kalinya seumur hidup bekerja sebagai pramugari dia mengalami peristiwa yang mengguncang jiwa.

Andalas mengambil tas dari kabin dan mengeluarkan tali kecil berwarna hitam. Sebuah tali yang punya kekuatan luar biasa dan hanya sedikit diketahui orang kecuali para climber yang berpengalaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun