Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Serum-Bab 23

27 April 2020   17:15 Diperbarui: 27 April 2020   17:12 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bab 22

Congo Basin, 0.600 S, 17.770 E
Bekas Camp Golden Logging Timber Company

Cecilia menangkupkan kedua tangan di dadanya. Lalu dengan lancar berbicara dalam bahasa Pygmi.

”Kami tidak bermaksud mengganggu wilayah anda tuan-tuan. Kami hanya ingin kembali ke camp kami dan memeriksa apakah masih ada yang selamat dari kejadian mengerikan tempo hari.”

Salah satu orang Pygmi yang mungkin adalah tetuanya maju ke depan. Menangkupkan kedua tangan di dada juga dan menjawab.

”Aku mengenalmu. Kau adalah dokter yang sering berbuat kebaikan dengan mengobati orang. Aku percaya kepadamu tapi tidak dengan orang yang membunuh Leopard ini.”Tetua itu memandang marah kepada Andalas yang sudah menurunkan senjatanya.

”Dia berbuat itu karena ingin menyelamatkan kami tetua. Sepertinya Leopard itu dalam keadaan lapar dan hendak memangsa kami. Laki-laki itu berjuang untuk menyelamatkan kami.”

Tetua Pygmi mengangguk-angguk.

”Kalau begitu aku memaafkan pembunuhan yang dilakukannya. Itu hukum alam. Namun sesungguhnya Leopard ini sedang bersedih. Dia kehilangan anaknya yang baru berusia beberapa hari. Belum lama ini para pemburu menangkap anaknya dan dibawa ke kota untuk dijual.”

Cecilia menunjukkan perlu berpura-pura menunjukkan mimik bersedih. Karena dia memang benar-benar sedih.

”Saya ingin bertanya apakah camp perusahaan kayu di bawah sana masih ada Tetua?”

Tetua itu menggeleng-gelengkan kepala. Terlihat sedikit geram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun