Sungai Zaire, 0.600 S, 17.770 E
Speedboat Anakonda
Terimakasih! Suara Cecilia nyaris lenyap ditelan deru mesin speedboat dan arus Sungai Zaire.
Cecilia mencoba bersikap ramah kepada penolong mereka,"Apakah kau Andalas?"lelaki itu menggangguk tipis.
"Kau hebat! Apakah 2 orang yang hanyut tadi pingsan?"Lelaki itu menjawab pendek,"mati!"
Cecilia tidak mau bertanya lagi. Dokter Adli mengirim pengawal tak berjantung.
"Seharusnya kau jangan membunuh mereka! Mereka hanyalah preman pelabuhan."Cecilia tidak tahan untuk tidak memprotes.
Andalas menoleh sekilas. Raut mukanya sedingin es.
"Kalau aku tidak cepat-cepat tadi, kalian sudah terbunuh oleh beberapa orang lain yang sedang mengincar nyawa kalian. Termasuk 2 sniper yang bersembunyi di perahu kecil berwarna hijau."
Kali ini Akiko yang nampak tertarik. Cecilia sedikit heran dengan sikap Akiko yang sepertinya sama sekali tidak shock dengan kejadian di pelabuhan tadi. Dokter muda itu terlihat tenang. Terlalu tenang.
"Kau tahu siapa mereka Andalas?"
"Tidak. Tapi aku rasa mereka sangat terorganisir. Preman-preman tadi sengaja disewa agar terlihat bahwa pembunuhan kalian adalah sebuah peristiwa perampokan."