Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Serum-Bab 21

26 April 2020   16:53 Diperbarui: 26 April 2020   16:53 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bab 20

Brazzaville, 4° 16′ 4″ S, 15° 17′ 31″ E
Kantor Satelit WHO

Kelelahan setelah perjalanan belasan jam di pesawat, Cecilia dan Akiko merebahkan diri di sofa. Mereka sengaja menuju ke kantor WHO terlebih dahulu untuk menyamarkan kedatangan.

Besok pagi-pagi mereka akan terbang ke Pointe Noire lalu melanjutkan perjalanan ke Congo Basin tempat camp Golden Logging Timber Company melalui sungai yang adalah jalan satu-satunya menuju ke sana. Mereka sudah menelpon agen penyewaan speedboat terbaik yang ada di Pointe Noire.

Hari ini mereka berkesempatan untuk menelisik keberadaan Fabumi yang ditangkap oleh DGSE beberapa waktu lalu. Informasi terakhir yang berhasil didapat, Fabumi dibawa via darat ke Brazzaville. Lalu ditempatkan di sebuah tempat di pinggiran kota.

Akiko melaporkan semua rencana melalui X-One kepada Dokter Adli Aslan. Direktur Jenderal WHO itu hanya menjawab singkat dan mengatakan bahwa pengawal yang diminta oleh Cecilia akan menunggu di pelabuhan Pointe Noire. Namanya Andalas. Kalian tidak perlu tahu nomor kontaknya. Andalas lah yang akan menemukan kalian.

Selain itu Dokter Adli juga memberikan alamat di mana Fabumi ditahan. Sebuah Mansion di pinggiran kota Brazzaville kepunyaan seorang pengusaha kenamaan Perancis yang menjadi konglomerat di Kongo bernama Bastien.

Cecilia terpekik. Cuma 1 orang? Apakah Dokter Adli menyewa Superman? Atau Hulk? Akiko hanya mengangkat bahu sambil tersenyum geli melihat kepanikan Cecilia.

Dengan diantar mobil WHO, Cecilia dan Akiko bergerak keluar kantor menuju alamat mansion yang dimaksud. Hanya untuk menjumpai sebuah kenyataan mengejutkan karena sekeliling pagar mansion itu telah dikelilingi oleh garis polisi.

Penelusuran informasi yang dilakukan oleh keduanya menyebutkan bahwa beberapa hari sebelumnya, mansion itu diserbut oleh kelompok pemberontak karena pengusaha Perancis bernama Bastien itu adalah penyokong utama pemerintah yang sekarang berkuasa.

11 orang terbunuh dan tidak satupun dari pihak pemberontak. Begitu yang didapatkan Cecilia saat mencari informasi di kantor kepolisian metro. Lalu di mana Fabumi berada sekarang? Pihak kepolisian mengatakan bahwa dari 11 orang yang tewas tidak satupun dari pribumi Kongo. Sebagian besar karyawan perusahaan Bastien yang merupakan orang Perancis dan Aljazair.

Berarti ada kemungkinan Fabumi masih hidup. Tapi pemberontak? Cecilia yang lama berpetualang di Afrika mengerutkan keningnya. Sudah lebih dari 3 tahun ini tidak ada yang namanya pemberontak di Kongo. Semuanya sudah melakukan rekonsiliasi dan selama masa itu belum pernah ada berita saling serang yang melibatkan eks pemberontak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun