Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Serum (Bab 19)

24 April 2020   19:53 Diperbarui: 24 April 2020   19:58 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua yang dibutuhkan untuk menjalankan rencana telah ada. Sudah pula disepakati pembagian tugas dan tim. Profesor Sato akan tetap memimpin penelitian untuk membuat percobaan demi percobaan agar cara penyembuhan bisa segera ditemukan. Profesor Sato akan ditemani oleh Cathy yang membantunya sebagai jembatan komunikasi dengan tim Cecilia yang ditemani Akiko dan juga Direktur Jenderal WHO Adli Aslan.

Mereka sempat berdiskusi malam itu mengenai kemungkinan membawa sampel-sampel obyek yang telah terinfeksi Afrormosa bacteria ke Pandora. Untuk itulah Cecilia punya rencana mendatangi titik nol di Congo Basin bersama Akiko. Dengan disertai pengawalan yang akan disediakan oleh Dokter Adli Aslan. Lebih bagus lagi jika Fabumi bisa ditemukan dan bisa ikut ke Pandora.

Cathy diberikan tugas tambahan untuk memonitor semua berita yang mungkin ada kaitannya dengan Virus Arctic maupun Bakteri Congo yang sangat berbahaya itu. Cathy akan selalu memberikan alert melalui X-One jika ada berita-berita yang harus dibaca atau bahkan diinvestigasi.

Di atas semua itu, sebelum tim yang ada di Pandora berisitrahat dan tidur, adalah tingkat kerahasiaan dari misi ini. Dokter Adli Aslan berpesan bahwa sedikit saja kebocoran akan memantik kegaduhan dan spekulasi di mana-mana. Dan itu bisa menimbulkan chaos yang tak terkendali. Dunia akan masuk dalam kekacauan bahkan jauh sebelum serum atau vaksin ditemukan. Semua sepakat mengiyakan.

Cecilia bersiap-siap untuk perjalanan besok. Mereka akan dijemput pagi-pagi. Lalu melanjutkan perjalanan ke Brazzaville melalui Kevlafik, London dan Johannesburg. Chip asli dari Cathy diselipkannya di sol dalam sepatunya. Cecilia menguap dan merebahkan tubuhnya dengan gelisah. Bahunya terasa sangat berat. Bukan karena lelah fisik, namun beban tanggung jawab raksasa yang sekarang harus diembannya secara sukarela. Tak lama Cecilia terlelap dan menikmati beberapa kali mimpi buruk tentang kota-kota yang terbakar dalam karantina.

Namun di tempat lain. Di belahan bumi yang lain. Seorang lelaki usia 60 tahunan yang didampingi oleh seorang wanita yang ada di depan laptop, bersama-sama menatap layar monitor raksasa yang ada di dinding ruangan megah itu. Begitu pula sekitar selusin orang yang rata-rata paruh baya dan duduk di sofa-sofa mewah, memakukan pandangannya ke layar. Menunggu wanita itu selesai mengetik.

Wanita itu sedang menerjemahkan gerak bibir Cathy dan Cecilia yang nampak sedang berbincang lirih di layar. Semua menanti dengan tidak sabar.

"Aku sudah memakai 25 bahasa pemrograman yang berbeda sejak pertama ditugaskan untuk mencoba membuka chip ini. Selalu gagal. Semua peralatan ini sangat canggih. Bisa membaca semua bahasa di dunia. Bahkan yang paling kuno sekalipun. Tapi yang ini.....hhhh."

"Jadi? Tidak mungkin terus begini kan Cat? Aku punya firasat chip ini merupakan kunci penting bagi kita untuk membuka rahasia Object X."

Wanita itu mengatakan hanya ini yang diperbincangkan oleh 2 wanita itu di Laboratorium WHO Pandora.

Laki-laki yang punya raut muka lembut dan ramah senyum itu menoleh ke arah kerumunan koleganya.

"Gentlemen, kita harus mencegah mereka semua yang berusaha menghentikan proses alami pembersihan bumi ini..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun