Halaman yang robek dilipatnya sekecil mungkin lalu dimasukkan ke dalam sol sepatu bagian dalam yang memang sudah sedikit robek. Barang itu akan aman di sana. Itu sepatu kesukaannya.
Setelah itu Cecilia meraih gawai untuk menghubungi Cathy. Tapi niat itu diurungkannya seketika. Intuisinya mengatakan dia saat ini berada dalam sebuah pusaran konspirasi dan intrik yang sangat rumit. Marc, DGSE dan siapapun di belakangnya, Mister Bob dan Adisa, dan sekarang Ivan yang terlihat sangat mencurigakan. Kepalanya menjadi pusing. Dia perlu kopi pekat.
Cecilia mencuci muka, berganti baju dan memakai sepatu. Mungkin secangkir kopi di lobby akan bisa menyegarkan pikirannya yang kusut. Sekalian dia hendak membeli handphone sekali pakai untuk menelpon Cathy.
Di lobby ada beberapa cafe mewah yang menjual kopi berkualitas tinggi. Tapi Cecilia memutuskan untuk pergi keluar. Berjalan kaki melemaskan otot dan melepaskan ketegangan selama beberapa hari ini.
Setelah membeli handphone sekali pakai, Cecilia masuk ke sebuah kedai kopi kecil yang berada agak masuk dari pinggir jalan protokol. Kedai kecil itu cukup ramai dengan orang minum kopi di pinggir trotoar jalan yang diberi kursi-kursi kecil berbentuk manis.
Sambil duduk di sebuah kursi dengan penerangan yang agak remang, Cecilia menelpon Cathy. Dia tidak paham perbedaan waktu dan tidak peduli dengan itu. Dia akan menanyakan sesuatu yang sangat penting kepada Cathy. Dan itu harus sekarang juga.
Cecilia sudah hendak menyusun rencana malam ini. Ini tidak bisa ditunda. Dunia sedang digiring menuju bencana. Sebagai seorang dokter dia harus mengambil sebagian tanggung jawab. Terutama karena dia terlibat langsung di dalamnya.
Penjelasan malam ini dari Cathy benar-benar mengejutkan. Cathy menceritakan bahwa Object XÂ yang pernah disebut sebelumnya sekarang dipindahkan ke Laboratorium Pandora tempatnya bekerja. Cathy tidak bisa melihat langsung seperti apa wujud Object X, namun terlihat sekali betapa sibuknya Profesor Sato dan tim ilmuwannya menangani kasus ini.
Cathy juga bercerita bahwa dia mempunyai teman baru yang baik. Seorang dokter dari Jepang bernama Akiko yang merupakan saksi penting pada saat titik nol terjadi dan korban pertama tewas setelah tertular virus.
Cathy yang merupakan doktor ahli komputer diminta untuk membaca data berupa chip kecil berbentuk aneh yang dibawa oleh Dokter Akiko. Perintah itu langsung diberikan oleh Profesor Sato tapi Cathy dipesani dengan keras agar memegang rahasia seteguh mungkin mengenai keberadaan chip itu.
Cecilia termangu saat Cathy melanjutkan ceritanya bahwa untuk membaca chip itu dia harus bekerja di tengah malam saat semua orang sudah tidur. Cathy menduga bahwa Profesor Sato khawatir dengan keamanan data sepenting itu jika sampai bocor ke pihak yang tidak bertanggung jawab.