Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Babak Demi Babak Isi Kepala Kita

11 April 2020   02:06 Diperbarui: 11 April 2020   19:48 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah ini babak ke berapa. Terbangun di tengah malam dan mengira bahwa mungkin waktu lupa beranjak. Dan ini masih berada di pantai. Ketika aku sedang menulis sajak. Sedangkau kau sibuk berpura-pura mengagumi ombak.

Ini sesungguhnya lebih pekat daripada rindu yang biasa. Mungkin karena rindunya tercampur mendung hitam. Atau setidaknya dikacaukan penghujung malam. Aku serasa masih di atas bus luar kota. Ketika kau sibuk berpura-pura menggambar mata di kaca jendela.

Sebetulnya ini juga bukan sekedar lamunan yang kelak bisa dijual kepada rembulan. Saling memperjual belikan kisah romantis. Ketika aku mengatakan menyukai gerimis. Lalu kau sibuk berpura-pura sedang menekuni menulis puisi. Tentang kekacauan yang ditinggalkan rasi gemini.

Malam masih beberapa jam akan berakhir. Namun aku sudah mengumumkan kedatangan pagi. Karena aku pikir aku sedang berada di meja sarapan. Dan kau sedang menghidangkan kelezatan kecil kenangan. Tentang aku sebagai bagian dari masa silam. Sementara kau sibuk berpura-pura mengumpulkan bait demi bait yang tercecer dari ingatannya yang kelam.

Jadi mungkin ada baiknya begini saja. Kita sama-sama membuka jendela. Duduk di beranda. Lalu kita bisa sibuk berpura-pura saling bercakap kata. Tentang kesepian yang saling bertukar tatap mata.

Sampai nanti keramaian ternyata tak lebih baik-baik saja dibanding kesunyian yang tiba tanpa rencana.

Bogor, 11 April 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun