Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Satu Malam, Percikan Hujan, Cemara, dan Tangkai Bunga Kamboja

9 April 2020   22:45 Diperbarui: 9 April 2020   22:52 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.pexels.com

Satu serpihan malam
terjatuh dengan lembut
di pelukan cemara yang punya keinginan
berdansa dengan sisa air hujan
di halaman yang sepi
kecuali sedikit keramaian
dari kamboja yang berbunga merah muda
sedang berusaha menggugurkan daunnya

Satu percik air hujan
tertahan di pucuk daun
kamboja yang berbunga merah muda
hendak merayakan malam
berdansa bersama pokok cemara
berniat menyusur jejak-jejak kelembutan
di halaman yang kesepian

Satu tangkai bunga kamboja
dengan warna merah muda
memutuskan berdiam
di malam yang kesepian
sebab merindukan sisa air hujan
yang melenyap di pelukan cemara
dan akhirnya memutuskan
berdansa sendirian

Satu kisah yang dirindukan
bagaimana bercerita tentang satu malam
ketika percikan hujan
membiarkan dirinya terjatuh
di tangkai bunga kamboja berwarna merah muda
lalu mengundang berdansa
satu pokok cemara
di halaman yang benar-benar kesepian

Bogor, 9 April 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun