Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Saat Purnama Tenggelam di Ceruk Kegelapan

12 Maret 2020   01:13 Diperbarui: 12 Maret 2020   03:18 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan purnama malam ini
tersangkut di dasar mendung hitam
laksana sebuah danau
yang dasarnya tak kelihatan
serta menyimpan
begitu banyak rahasia
tentang angka-angka
pada almanak yang menahbiskan dirinya
sebagai pemandu usia

Hujan hanya berupa rintik
seperti titik
yang berjatuhan pada akhir kalimat
ketika para pujangga
menulis dan mengkhayal
tentang hal-hal yang tidak masuk akal
ke sebuah wilayah tak bertuan
dengan batas-batas pudar
antara ruang fiksi dan realita samar

Purnama,
pada akhirnya memang harus tenggelam
perlahan-lahan
seperti sebuah biduk
yang lambungnya tertusuk ujung karang
lalu terdampar di sebuah ceruk
yang digali oleh masa lalu
gagu namun punya kuasa
berbicara tentang waktu
mengenai kegelapan yang membatu

Bogor, 12 Maret 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun