Perjalanan purnama malam ini
tersangkut di dasar mendung hitam
laksana sebuah danau
yang dasarnya tak kelihatan
serta menyimpan
begitu banyak rahasia
tentang angka-angka
pada almanak yang menahbiskan dirinya
sebagai pemandu usia
Hujan hanya berupa rintik
seperti titik
yang berjatuhan pada akhir kalimat
ketika para pujangga
menulis dan mengkhayal
tentang hal-hal yang tidak masuk akal
ke sebuah wilayah tak bertuan
dengan batas-batas pudar
antara ruang fiksi dan realita samar
Purnama,
pada akhirnya memang harus tenggelam
perlahan-lahan
seperti sebuah biduk
yang lambungnya tertusuk ujung karang
lalu terdampar di sebuah ceruk
yang digali oleh masa lalu
gagu namun punya kuasa
berbicara tentang waktu
mengenai kegelapan yang membatu
Bogor, 12 Maret 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H