Wanita-wanita berkebaya
adalah reinkarnasi, dari pagi
membelalakkan biji mata
hingga lupa
akan kehadiran matahari
Kebaya adalah zirah dari ketuk tilu, muang sangkal, dan serimpi
mengembarai setiap jengkal tanah, jawa dwipa
yang terpelanting dari pangkuan surga
menumbuhkan gunung-gunung tinggi
meraih langit, demi bisa melihat
apa saja yang membuat hati tercekat
menghampar samudera
di halaman depan
agar bisa merenangi masa silam
dari kejayaan para putri raja
yang bermain di taman istana
mengejar kupu-kupu
dan dikejar masa lalu
Atas nama kecantikan,
yang didandani oleh suara gamelan
para wanita berkebaya
mengusung musim hujan
di pelupuk matanya
Atas nama kegigihan,
para wanita berkebaya
berdansa dengan kemarau
di halaman surau
untuk memberikan peringatan
kepada kegelapan
bahwa tak perlu menjadi purnama
untuk membagikan cahaya
Jakarta, 11 Maret 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H