Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tidak dan Iya Teruntuk Hujan

4 Maret 2020   14:54 Diperbarui: 4 Maret 2020   14:59 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku tidak butuh hujan!
teriakan kencang petani garam
disampaikan melalui punggungnya yang berkilat
disepuh matahari

Aku juga tidak butuh hujan!
gumaman keras para nelayan
yang sedang berteduh di bawah buritan perahu
berlabuh disangga tonggak-tonggak kayu

Aku sama sekali tidak butuh hujan!
Ia selalu membanjirkan ribuan kenangan!
kali ini datang dari seorang lelaki
dari sorot matanya terlihat begitu patah hati
----
Aku butuh hujan!
jerit seekor elang
yang menyisir bulu-bulu sayapnya
memakai tajam tipis partikel udara

Aku juga butuh hujan!
Seorang petani berkata tegas sembari mencangkuli pematang
pada mata cangkulnya banyak bekas luka
sebanyak gurat lelah urat-urat lengannya

Aku sangat membutuhkan hujan!
sergah seorang perempuan
pandangan matanya menyatu dengan gerhana
ia sudah lupa seperti apa bentuk purnama

Jakarta, 4 Maret 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun