Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ayat-ayat Kematian

16 Februari 2020   09:02 Diperbarui: 16 Februari 2020   09:08 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.pexels.com

Dunia sama sekali tak pernah berduka
ketika harus menerima penguburan siapa saja
di tanah-tanahnya,
karena selalu ada kamboja
yang mengurusi wewangian
dan bunga bakung
yang merangkai setiap peristiwa murung
ke dalam fragmen-fragmen mendung

Dunia akan tampak berduka, atas sebab-sebabnya
ketika pedang saling tebas,
peluru dan mesiu saling rampas
melewati batas-batas kemampuan para penyintas

Peperangan, kelaparan, huru-hara, dan bencana  
adalah ayat-ayat kematian
yang ditulis dengan tinta merah sejarah
sebagai bab-bab pemusnahan,
dibacakan ketika gundukan tanah masih basah
dan diumumkan dalam doa-doa yang sebagiannya adalah rasa gelisah

Buku-buku tentang kecemasan
akan kematian
menguasai rak-rak perpustakaan
dipinjamkan bagi siapa saja
yang ingin mengetahui
bukan diberikan kepada siapa saja
sebagai alasan melarikan diri
dari takdir yang akan selalu mengakhiri
setiap perjalanan, menuju ruang-ruang sunyi

Bogor, 16 Februari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun