Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Malam Bercakap tentang Kegelapan

11 Februari 2020   02:14 Diperbarui: 11 Februari 2020   02:31 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cdn.pixabay.com

Malam larut dalam percakapan
yang tak ada hentinya
karena kata-kata
mengalir seperti sungai
dari mulut-mulut yang capai
dengan rahang lunglai

Percakapan dilakukan di sudut-sudut kegelapan
oleh malam yang sengaja membisu
dengan udara yang diam dan gagu
pada kota yang kelebihan cahaya
dengan menara-menara menjulang di atas kepala

Kegelapan menjadi tuan
atas dirinya sendiri
dalam sepi yang berusaha keras
membunuh dirinya sendiri
namun gagal
karena keramaian masih saja berkuasa
hampir di semua linimasa

Tuan-tuan sedang sibuk mencari perhatian
dari rembulan yang mulai kehabisan cahaya
setelah purnama
telah usai memenuhi panggilan
dari setengah penanggalan

Perhatian yang tersisa hanya ada pada
segelas kopi dan selarik puisi
diminum dan ditulis
tak lama sesudah langit menemukan
kata-kata romantis
yang berasal dari turunnya hujan
dan kerumunan kunang-kunang

Jakarta, 11 Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun