Malam larut dalam percakapan
yang tak ada hentinya
karena kata-kata
mengalir seperti sungai
dari mulut-mulut yang capai
dengan rahang lunglai
Percakapan dilakukan di sudut-sudut kegelapan
oleh malam yang sengaja membisu
dengan udara yang diam dan gagu
pada kota yang kelebihan cahaya
dengan menara-menara menjulang di atas kepala
Kegelapan menjadi tuan
atas dirinya sendiri
dalam sepi yang berusaha keras
membunuh dirinya sendiri
namun gagal
karena keramaian masih saja berkuasa
hampir di semua linimasa
Tuan-tuan sedang sibuk mencari perhatian
dari rembulan yang mulai kehabisan cahaya
setelah purnama
telah usai memenuhi panggilan
dari setengah penanggalan
Perhatian yang tersisa hanya ada pada
segelas kopi dan selarik puisi
diminum dan ditulis
tak lama sesudah langit menemukan
kata-kata romantis
yang berasal dari turunnya hujan
dan kerumunan kunang-kunang
Jakarta, 11 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H