Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tata Cara Langit Jatuh Cinta

1 Februari 2020   01:27 Diperbarui: 1 Februari 2020   01:35 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.pexels.com

Barangkali semua tentang jatuh cinta
ketika langit tengah malam
tetap menunggu rembulan
berusaha
mendewasakan dirinya
di tengah kepungan mendung hitam
dan sayup suara percakapan

Percakapan tentang cara terbaik jatuh cinta
kepada dinihari
saat angin didinginkan gerimis
sedangkan gerimis mendinginkan sisa-sisa tangis
di antara berpasang mata
yang berusaha mengingat Tuhannya
dengan bibir terbata-bata
seolah sedang kesulitan
membuat karya sastra

Karya sastra yang ditulis sebaik-baik cinta
menjadi buku-buku
yang tidak dicetak
namun diperbanyak
dengan doa-doa yang meluncur pelan
sembari berusaha keras
mendewasakan tubuh rembulan

Rembulannya patah
tidak tepat di tengah
namun robek
tersayat waktu
yang belum mengijinkannya bertemu
dengan purnama
sebagai simbol sederhana
bagaimana langit jatuh cinta
kepada buminya

Jakarta, 1 Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun