Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Fragmen Mimpi

30 Januari 2020   07:25 Diperbarui: 30 Januari 2020   07:24 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku bermimpi
di fragmen malam, yang terpecah-pecah
antara langit yang tumpah
dan jeritan sunyi
dari konsonan tanpa bunyi
yang mencari vokalnya
pada setiap nyanyian
yang ditembangkan hujan

Mimpiku hitam putih
seperti film lama, yang lebih bisu
dari batu-batu, tanpa suara
tapi penuh dengan kata-kata
dalam percakapan diam
membicarakan betapa, romantisnya malam

Aku berada di suatu tempat
lahirnya kejora, di rahim ufuk
yang mengandungnya selama, beberapa jam
sama seperti waktu tidurku
yang gelisah
dalam kecemasan berlebihan
apakah pagi nanti
kejoranya mati, lantas
hujannya ikut berhenti

Aku rasa
besok malam, aku akan
merangkai mimpi sendiri
yang sangat berwarna
dengan deretan bianglala, di dalamnya
dan juga banyak skenario, tentang perbincangan
yang tak lagi
kehabisan percakapan

Bogor, 30 Januari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun