Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menyaksikan Bahagia sedang Berbunga

11 Januari 2020   20:05 Diperbarui: 11 Januari 2020   20:25 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada sebuah senja. Ketika potongan terakhir matahari. Tergelincir di tangga cuaca yang berlumut. Oleh licinnya tubuh kabut. Warna-warna bahagia berlomba. Menyusuri iris mata. Siapa saja.

Sandyakala berubah menjadi panggung terbuka. Bagi sebuah pertunjukan. Kemewahan dan kemurahan. Warna-warna mewah yang sanggup menggradasi rasa lelah. Dan kecantikan alami yang hanya bisa didandani oleh Sang Maha Pemurah.

Mendung-mendung tipis berlaluan. Seperti lalu lintas jarang di hari yang begitu lengang. Menyaksikan warna bahagia menjadi sampul buku. Di perpustakaan yang senggang dari ramainya masa lalu.

Bahagia sedang berbunga. Mekar di pelupuk airmata. Ketika seorang perempuan memastikan sandyakala. Tak lagi menyinggahi separuh hatinya. Pada sisa almanak yang dipajang di beranda.

Bogor, 11 Januari 2020

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun