Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tentang Kamu dan Wilayah Kupu-kupu

11 Januari 2020   06:49 Diperbarui: 11 Januari 2020   07:20 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku pernah mengira
kamu adalah matahari, yang tersesat
di wilayah rembulan,
hangat dan membuatku tertidur
lebih lelap daripada malam

Aku pernah menduga
kamu adalah fajar, yang terbakar
di perapian,
menumbuhkan bunga-bunga
lebih cepat dari tanah yang berduka

Aku pernah khawatir
kamu menjadi gerimis, yang menyimpan begitu banyak tangis
di sela-sela pagi,
ketika mimpi, memerangkap dirinya sendiri
dalam kenyataan, yang merantai badai
tak kunjung usai

Aku begitu cemas
kamu menjadi gelombang
di lautan yang sangat sunyi
lalu didamparkan kesepian
tanpa lagu-lagu,
atau tembang kenangan

Kemudian aku kembali tenang
setelah melihatmu melempar senyum
lebih lebar dari seringai anai-anai
ketika menemukan lampu
yang bukan berasal dari masa lalu

Dan aku menyapamu
dengan sebutan kupu-kupu
sebelum metamorfosa paling sempurna
membawamu kembali
pada cinta paling paripurna

Bogor, 11 Januari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun