Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Esem ing Mongso Rendeng

6 Januari 2020   07:48 Diperbarui: 6 Januari 2020   07:57 1413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pexels.com

Ing mongso rendeng, usum pikiran kang melu kudanan
nglelepake manah kang lagi pada kasmaran
ing telaga jeru lan endahing wektu
klelep marang ukara kitab lan buku

Menawa kowe nadahi banyu langit karo mesem
iku tandane kowe wis mlebu tlatahe lerem
kuwi pertanda kudu enggal lungo sawah
mbenakake galengan kang njalari lendut wutah-wutah

Angin kang semribit kaya gending
meh nuroake ati kang wening
ugo ngaturake kabar
yen kowe kudu tansah sabar

Ngadepi reruweting asmara
ojo nganti tibo ing keranta-ranta
nyatane nandang tresna
kuwi jane nguji sepira kuwate atinira

Bogor, 6 Januari 2019

------

Senyum di Musim Penghujan

Di musim penghujan, seringkali benak ikut kehujanan
menenggelamkan pikiran yang sedang digaduhi hawa percintaan
di sebuah telaga yang dalam, juga waktu yang terpendam
tenggelam di huruf dan kata, pada buku-buku yang disampul oleh malam

Manakala kau menadah air dari langit sembari tersenyum
itu pertanda kau berada di sebuah wilayah pendulum
segeralah pergi ke sawah
memperbaiki pematang yang menyebabkan lumpur tertumpah-tumpah

Angin yang datang membawakan lagu-lagu hening
nyaris menidurkan hati yang telah bening
juga mengirimkan kabar
jikalau kau mesti banyak bersabar

Menghadapi keruwetan asmara
jangan sampai terjebak duka lara
dalam kenyataannya, terperangkap cinta
adalah sebuah uji coba, seberapa kuat kau sanggup menerimanya

Bogor, 6 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun