Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Hikayat Mimpi

29 Desember 2019   21:57 Diperbarui: 29 Desember 2019   21:52 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.pexels.com


Mimpi-mimpi, datang dan pergi
memasuki tidur yang begitu cemas
tak bisa lagi menemui pagi
seperti mikrolet, di terminal dan di jalanan
mencari penumpang, yang bersedia jatuh cinta
pada angkutan usang, berbau besi karatan

Mimpi-mimpi, disediakan di dalam nampan
saat sarapan pagi, ketika matahari belum terlalu tinggi
tinggal memunguti setiap remahnya
seperti sekawanan burung pipit
melanun sekumpulan sawah
dari padi-padi yang baru merekah

Mimpi, adalah bunga yang diserbukkan
oleh khayalan jantan
dan benangsari milik betina
yang sukarela berderma cinta
seperti rencana purnama
yang tiba tepat saat bumi kehabisan cahaya

Mimpi, adalah permadani
yang dianyam dari kisah Aladin
ketika melakukan pencarian
bola mata cantik milik putri Jasmin
lalu menemukannya di beranda menara
sedang merajut hikayat
dari riwayat romantika yang tak pernah tamat

Bogor, 29 Desember 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun