Aku menginginkan malam yang lain
tidak seperti kemarin
waktu aku memecahkan piring, membentak hening
dan mengaduh tak tahu malu
seperti bunga sepatu
yang kehilangan solnya
lalu hendak berubah menjadi angsoka
Barangkali memang sudah semestinya
aku mematut diri di depan cermin
yang jatuh dari pecahan awan
berupa setempayan hujan.
membawa wajahku dengan enggan
agar tepat di muka genangan
Nyatanya bayangan yang ada
enggan bersirobok muka
mungkin risih
karena wajah yang datang, nampak cukup jalang
dengan alis terangkat
dan sorot mata jahanam
Aku harus segera memakai topeng
yang paling tampan
seperti arjuna, atau sri rama
lalu aku akan mengarang, cerita tentang kebaikan
menebarkannya, seperti benih padi
di sawah-sawah yang, pematangnya belum jadi
kemudian memanennya
dengan seksama
sebagai propaganda, di semua tajuk linimasa
Jadi malam ini,
aku bertiwikrama, menjadi kurcaci
sebab aku merasa
tak sanggup menjadi raksasa
sesempurna rahwana
Bogor, 23 Desember 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H