Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menyusuri Kerinduan di Bumi Parahyangan

21 Desember 2019   11:58 Diperbarui: 21 Desember 2019   12:10 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengikuti jejak hujan
hingga ke bumi Parahyangan
tempat para putri bersolek diri, di depan bayangan rembulan;
mengenakan maskara, dari bayangan tipis purnama
pemerah bibir, dari perasan daun Tectona
perona pipi, dari siluet ufuk timur
dan lentik bulu mata, dari lengkung tali busur

Disambut kehangatan kabut
lereng Tangkuban Perahu
tempat para jejaka, mengais tepian langit
dengan tiupan seruling
yang mengundang kedatangan rindu
di antara rindang pohon dan kokoh batu-batu

Menyusuri kerinduan
di sini, di surga yang terlempar tanpa sengaja
oleh dahulu kala
ketika zaman belum beranjak tua
dan peradaban masih jauh dari renta
membuatku teringat akan lupa
betapa dunia ini, menyisakan begitu banyak cinta
hanya saja
kita tak mampu melihatnya
karena selaput mata
dihitamkan jelaga

Bandung, 21 Desember 2019

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun