Sebenarnya aku ingin menulis ulang
sajak-sajak yang dulu telah berpulang
dan pernah menjadi dinding kota ini
saat batu bata di sini masih berusia muda
dan baru saja selesai menyusu
lalu disapih
untuk dibiarkan berlarian
dari dentuman meriam
Untuk segelas teh poci
yang baru saja dituang
bersama sejumlah kenangan
aku menuliskan puisi
yang dulu bait-baitnya mungkin pernah
menjadi peluru
lalu menghuni jantung
sebagai tanda mata perjuangan
yang juga ikut dimakamkan
Jalanan ini tak pernah sepi
dari keriuhan kata-kata
di gang-gang sempit
tempat anak-anak bermain-main
dengan teriakan puitis
dan ibu-ibu muda
bercengkrama di beranda
dengan kalimat-kalimat romantis
tentang senja di kota besar
yang terlupakan hampir lima hari
dalam seminggu yang melelahkan hati
Jakarta, 27 November 2019