Ibu Sri melangkah keluar ruangan kelas
dengan langkah terbata-bata
ada pecahan kaca dari sudut netranya
yang sekian lama memberikan suaka
kepada anak-anak yang menatap dunia
sepolos anak-anak elang baru tumbuh bulu, di ketinggian
selugu anak-anak penyu yang baru saja meretakkan cangkang, di kedalaman
dengan memperkenalkan alif ba ta
juga cara mengeja alpha beta
sambil tetap tersenyum
seperti matahari pagi melingkari tumpukan jenazah embun
Bapak Umar menatap tumpukan buku-buku
dengan pikiran mengembarai waktu
menyusuri setiap lembar kurikulum
yang berganti secepat detak pendulum
sementara anak-anak yang telah fasih bermain angka
tiba-tiba harus berhadapan dengan algoritma
yang menyeringai
dengan mulut ternganga
siap melahap anak-anak itu
sebagai kudapan
hasil percobaan, serta buah pikiran
orang-orang pintar di kota besar
yang menganggap pelajaran adalah cara membuang air besar
demi hajat
dan bukan atas nama munajat
dari kecintaan
terhadap kelahiran anak cucu zaman
yang benar-benar beradab
dan tidak lagi berperilaku biadab
Bogor, 25 November 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H