Aku melihat punggungmu
berlalu
di lingkaran bola mataku yang menyerupai senja
pada sebuah mimpi yang sederhana
memperebutkan kata-kata
siapa yang lebih dulu jatuh cinta
Apakah langit terhadap senja,
atau malam kepada hitamnya?
Aku menyaksikan pipimu merebak
penuh onak
di sinapsis otakku yang berlabirin
pada sebuah mimpi yang sangat berangin
mempertengkarkan syair-syair kelu
mana yang paling bisa mewakili rindu
Apakah kesetiaan lumut kepada batu-batu,
atau panjang almanak terhadap sepotong waktu?
Aku menjadi saksi
di sebuah pagi yang sunyi
ketika kau melempar kerling mematikan
setelah semalam bersitegang
di lipatan mimpi paling membingungkan
siapa yang paling sanggup berderma cahaya
Apakah matahari yang membakar,
atau seekor kunang-kunang yang melepas cadar?
Mimpi-mimpi terpelanting, ke kanan dan kiri
menjumpai pagi
dalam segmen drama
yang diwakili oleh raut muka
Apakah hari ini, dimulai
dengan hati berperkara
atau sorot mata bersahaja?
Pontianak, 14 Nopember 2019