Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selamat Pagi Indonesia

5 Oktober 2019   12:44 Diperbarui: 5 Oktober 2019   12:49 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pinterest.com

Selamat pagi Indonesia
ini aku bawakan setempayan airmata
aku kumpulkan dari banyak peristiwa
saat kau dianiaya, dirudapeksa, dirundung sejadi-jadinya
oleh kata-kata, peribahasa, maupun sumpah palsu belaka

Orang-orang menangis
sebanyak gerimis
di awal musim penghujan
biji mata mereka runtuh berserakan
setelah terlalu lama mengejan
meratapimu yang hanya bisa diam

Selamat pagi Indonesia
ini aku persembahkan buku-buku
yang dituliskan hujan
lalu dihapus kemarau
di pantai-pantaimu yang indah namun rusuh
di hutan-hutanmu yang megah tapi ricuh
di kota-kotamu yang bercahaya namun gaduh
di istana-istanamu yang berwibawa tapi habis-habisan disepuh

Orang-orang tak lagi menangis
airmatanya habis
digantikan pecahan kaca
dari hati yang porak poranda
setelah terlalu lama dalam penantian
menunggu para pemimpinnya mengatakan;
Jangan cemas, negara ini tetap milik kalian

Jakarta, 5 Oktober 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun