Selamat pagi Indonesia
ini aku bawakan setempayan airmata
aku kumpulkan dari banyak peristiwa
saat kau dianiaya, dirudapeksa, dirundung sejadi-jadinya
oleh kata-kata, peribahasa, maupun sumpah palsu belaka
Orang-orang menangis
sebanyak gerimis
di awal musim penghujan
biji mata mereka runtuh berserakan
setelah terlalu lama mengejan
meratapimu yang hanya bisa diam
Selamat pagi Indonesia
ini aku persembahkan buku-buku
yang dituliskan hujan
lalu dihapus kemarau
di pantai-pantaimu yang indah namun rusuh
di hutan-hutanmu yang megah tapi ricuh
di kota-kotamu yang bercahaya namun gaduh
di istana-istanamu yang berwibawa tapi habis-habisan disepuh
Orang-orang tak lagi menangis
airmatanya habis
digantikan pecahan kaca
dari hati yang porak poranda
setelah terlalu lama dalam penantian
menunggu para pemimpinnya mengatakan;
Jangan cemas, negara ini tetap milik kalian
Jakarta, 5 Oktober 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H