Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tanah-tanah

2 Oktober 2019   07:54 Diperbarui: 2 Oktober 2019   08:35 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah pagi yang berlagak romantis. Ketika pokok cemara merayu tanah yang menumbuhkannya, dengan menjatuhkan ruas-ruas jari, sembari berkata setengah berbisik; kau kekasih yang aku yakin tak akan pernah melepaskanku hingga mati. Di dalam ruang-ruangmu yang menyediakan pelukan terhangat, aku lekat.

Sepotong bunga kamboja, sempat melayang di udara. Sebelum terjatuh tanpa suara, di permukaan tanah yang selalu menerimanya tanpa banyak tanya; Siapa anda, mengapa, dan berapa?

Langit membara dengan semenjana. Menyentuh daun-daun hijau yang secepat kilat menyambar ulurannya. Menyesapnya dengan hikmat. Hingga buku-buku akar menggeliat. Di sebuah rumah yang disediakan tanah secara cuma-cuma. Sampai kelak tubuhnya tinggal kerangka.

Sungai-sungai kecil mengaliri potongan pematang baru jadi. Di hadapan para petani yang membersihkan cangkul basah dari remah-remah tanah. Sembari menembangkan lagu-lagu zaman dahulu yang bercerita tentang dewi kesuburan. Sosok tak kasat mata yang sanggup mendermakan asa tidak dengan cara berlebihan.

Orang-orang memulai kisahnya masing-masing. Berjalan dalam hening. Mencari-cari percakapan di tanah-tanah yang kering. Tentang hujan yang tak lagi patah hati. Mengajak bercengkrama hingga terbitnya dinihari.

Barangkali ini semua memang bahagia. Sangat sederhana. Tidak sempurna. Tapi bukan mengada-ada.

Bogor, 2 Oktober 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun