Merayakan pergantian tahun. Di sebuah pagi yang dinginnya menabrakkan diri pada dinding rumah, sebatang cemara, dan lorong-lorong yang diciptakan sulur markisa. Membawa serta bisikan suara-suara; ini tahun baru ke sekian ribu. Bunyikan segera lonceng-lonceng peringatan di kepalamu. Usia bukan lagi waktu yang bertamu. Dia akan berdiam di pembuluh darah, detak aorta, dan iris mata. Semua organ yang menuntunmu kepada rasa percaya. Akan Dia.
Di setiap detik kau menikmati rasa hangat yang menjalari sekujur pori-pori, atas udara bersih yang kau saring pada laring, cahaya matahari yang kau jerang di beranda, serta bunga-bunga yang kau tumbuhkan perlahan sebagai simbol keyakinan, kau sesungguhnya berada di bawah naungan, langit yang baik-baik saja.
Manakala dinihari tadi datang mengetuk pintu kesadaran. Tahun telah berganti di almanak yang kau gantung di dinding pikiran. Kau diingatkan untuk tidak lupa. Sejauh apa kau menyusuri jejak kebaikan. Sedekat mana kau mengenang noktah-noktah keburukan.
Kau sebenarnya selalu berhadapan dengan perkara demi perkara yang membawamu pada rencana demi rencana. Entah itu berujung pada romantisnya senja, atau berakhir pada mirisnya sandyakala, kau akan segera tahu di mana letak sesungguhnya dari kata baik-baik saja.
Di tahun yang telah berganti ini, kau disediakan banyak pilihan mimpi. Apakah esok hendak menjemput kedatangan pagi, atau justru menghindar sejauh-jauhnya agar tak perlu lagi meratapi sepi.
Bogor, 1 September 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H