Matahari yang sungguh rimbun hari ini. Tumbuh dari banyaknya kesibukan dan berlalu lalangnya keinginan. Termasuk pernik-pernik kekacauan yang timbul dari tabrakan kepentingan. Antara kehadiran musim kemarau dan angan-angan akan datangnya hujan.
Otak dan benak dijerang habis-habisan. Letih dan pedih saling berkejar-kejaran. Mengikuti terseok-seoknya langkah kaki. Atau jungkir baliknya kekuatan hati.
Dunia khayal dan dunia nyata saling bersitegang. Satu tak mau gagal dan satu lagi tak hendak hilang. Sebenarnya ada rasa ingin bersekutu. Tapi sama sekali tak diijinkan waktu.
Apabila dua dunia bercampur dalam satu sloki minuman. Terhuyung-huyunglah sejumlah rasa dan keinginan. Lantas terjatuh dan runtuh. Di kubangan kenangan dan genangan harapan.
Jika dua dunia saling berselisih jalan. Terbitlah tajuk rencana kebingungan. Di halaman depan buku yang dituliskan. Oleh para pengarang yang menyebut dirinya terperangkap ruang otak sebelah kanan.
Jakarta, 20 Agustus 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H