deras berjatuhan sayap-sayap matahari
beterbangan di atas kota yang tertikam belati
menyerupai debu, hingga menyesakkan paru-paru
menyaru masa lalu, lalu menyayat isi kepala setajam sembilu
orang-orang berdoa secara pantas
agar panas tidak lantas mengupas tuntas sisa-sisa napas
tak ada cukup dedaunan, di pepohonan yang tinggal serupa tulang belulang
untuk berlindung, atau setidaknya menyembunyikan wajah-wajah yang hanya bisa termenung
kaki langit yang tersusun dari banyak keinginan
terlihat diliputi kecemasan
atas tanah-tanah yang memeluk erat padi-padi
dalam keadaan nyaris mati
udara berlaluan dengan muka murung
mencari-cari tempat bernaung
terlalu banyak partikel berbahaya
terutama di seputaran orang-orang putus asa
doa-doa terus memanjati tangga demi tangga
mencoba menemukan ruang-ruang lengang di angkasa
tempat ibunda berahim hujan sedang bertapa
menunggu kelahiran anak-anaknya
dalam waktu tak terlalu lama
ketika sengketa demi sengketa kembali bertegur sapa
Jakarta, 15 Agustus 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H