Sebuah penggalan frasa
merangkak-rangkak di jendela setengah terbuka
mencari udara segar
karena frasa ini bercerita tentang keharuman mawar
Kepingan frasa lain
mengais gagang pintu labirin
berusaha keras terbebas
dari keputusan-keputusan nahas
Pecahan frasa satu lagi
melarikan diri
menuju sungai-sungai yang mengalir
sebab frasa ini mencoba mencuri rahasia takdir
Frasa demi frasa
menggugat rasa percaya
terhadap banyak rencana
yang tak sampai pada kesimpulannya
Frasa satu dan lainnya, seharusnya
merangkai bahasa cinta dari matahari terhadap ufuknya
yang memberi peraduan hangat, juga horison yang tepat
agar terbitnya tak tersesat
Juga bahasa kasih dari hujan kepada awannya
yang melahirkan dengan sangat kesakitan
setelah belasan kilat dan halilintar, menghujam tajam
Juga bahasa sayang dari nyala kecil pelita
terhadap kegelapan membuta
yang membuatnya disebut sebagai cahaya
Atau juga bahasa kalbu
dariku ke kamu
karena telah bersedia mendermakan masa lalu
demi bersekutu dengan waktu
sehingga kita tahu, apa itu rindu.
Jakarta, 14 Agustus 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H