Sepotong rembulan, terperangkap di halaman buku
mengaku sebagai majas baru
khusus bagi para penyair yang kehilangan waktu
untuk merayu kekasih yang tak dipunyainya
atau menyusun harapan yang tak direncanakannya
Dunia terpotong-potong, dalam wilayah yang begitu kosong
bagi para penyair yang sengaja mencari rembulan
untuk mencuri cahaya
sebagai cita rasa pada setiap japa mantra
melalui bait-bait yang menggigit
hati maupun mata
Bila sepotong rembulan
mampu menenggelamkan penyair
ke dalam benaknya yang berputar-putar
layaknya angin puting beliung, di padang gurun
atau gelombang yang datang susul menyusul, di kegelapan lautan
maka dia, atau mereka, pasti akan memilih tenggelam
sebab pilihan lain
hanya menyediakan adrenalin yang mendingin
Para penyair
saling berebut pelukan, dari sepotong rembulan
sebelum langit menutup tirainya
lewat derasnya hujan yang baru tiba
Para penyair
mengupas nyaris semua kenangan, dan menitipkannya pada rembulan
yang akan selalu mengingatkan dengan cara sederhana
tepat saat penampakan purnama
bahwa semua perihal, akan selalu tiba tepat pada waktunya
demi masa
Jakarta, 14 Agustus 2019