Dalam sepi, kau sirami aku dengan belati
aku tahu kau ingin menggugahku
dengan tajamnya peringatan
agar tak tenggelam dalam sinisme masa silam
Di keramaian, kau datang diam-diam
mengendap-endap di halaman belakang
mencoba mengejutkan aku
agar tak terbawa eskapisme waktu
Pada sebuah perbincangan, kau tikam aku dengan runcingnya tanda baca
berikut helaan nafas di antara panjangnya jeda
kau mau aku ikut membacakan
di bagian mana terdapat pasal-pasal tentang episteme pertengkaran
Pagi ini, kau mengumpulkan embun yang belum terlanjur mati
kau menjerangnya di atas tungku
untuk secawan teh pahit
agar aku lebih paham bagaimana sarkasme menghujani langit
Petang nanti, kau berencana menjahit robekan almanak
kau ingin memperbaiki kenangan
menjadi secarik kain tenun
agar aku tak lagi jatuh dalam skeptisme seorang pelanun
Jakarta, 1 Juli 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H