Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tak Perlu Rencana Berbelasungkawa

23 Mei 2019   19:06 Diperbarui: 23 Mei 2019   19:16 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita sedang membetulkan malam yang berserak di beranda, meletakkannya di tempat seharusnya, di vas-vas bunga tempat anggrek yang tidak terlalu butuh cahaya.

Kita sedang memperbaiki kekalutan yang melaut di halaman, menguburkannya di samping kolam ikan, agar menjadi miniatur laut yang tak membahayakan.

Kita sedang merenovasi imajinasi yang meliar tak terkendali, di ruang-ruang fantasi yang kita simpan rapi dalam almari, berdampingan dengan buku-buku lama yang bercerita bagaimana cara terbaik untuk mati.

Kita mencari-cari cara, menyusun rencana-rencana, menjalankannya berdasarkan aba-aba dari rasa, lalu menerima semua kesimpulannya dengan hati terbuka. Tanpa perlu berbelasungkawa apa-apa.

Jakarta, 23 Mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun