Karena tidak menemukan apa yang dicarinya dalam benak, Panglima ini memutuskan untuk membuntuti. Â Tubuhnya berkelebat lenyap ke arah bayangan yang dilihatnya menghilang di bangunan belakang. Â Bangunan itu mempunyai cerobong asap besar. Â Pasti itu dapur istana. Â Orang itu tadi pasti menyelinap di sana. Â Banyak tempat untuk bersembunyi di dapur istana. Â Termasuk jika harus menyaru sebagai pelayan atau tukang masak.
Panglima Kelelawar melayang turun. Â Ini tempat mencuci segala perabotan. Â Sepi. Â Tapi tak lama didengarnya langkah-langkah kaki. Â Seorang pelayan datang membawa tumpukan cawan kotor untuk dicuci. Â Tanpa ba bi bu Panglima Kelelawar menotok leher pelayan yang langsung saja pingsan. Â
Dibawanya tubuh lemas itu ke sebuah ruangan tempat penyimpanan barang-barang yang sudah tidak terpakai.
Bergegas Raja Lawa Agung ini mengenakan baju luar si pelayan. Â Diikatnya tubuh si pelayan ke kaki meja besar dan disumpalnya mulut pelayan itu menggunakan kain. Â Pelayan itu akan pingsan setengah harian.
Panglima Kelelawar berjalan menuju ruangan dapur istana. Â Ruangan itu sangat besar. Â Perlengkapan memasak memenuhi ruangan. Â Di sebelahnya terdapat ruangan yang lebih besar lagi. Â Tungku-tungku tempat memasak berjajar di situ. Â Kerumunan orang terlihat ramai. Â Ada yang hilir mudik membawa kayu api. Â Ada yang mengaduk makanan berkuah di sebuah panci keramik yang besar. Â Ada juga beberapa penjaga di setiap sudut ruangan dan pintu.
Tidak ada yang mencurigai ketika Raja Lawa Agung ini berpura-pura sibuk dengan menenteng seikat kayu api. Â Memberikannya kepada petugas tungku lalu berlalu lagi untuk mengambil seikat lagi.
Sembari terus menyamar sebagai pembawa kayu api, mata Panglima Kelelawar terus mengawasi dan mendengarkan. Â Dia ingin menilai keadaaan selengkap-lengkanya sebelum mengambil keputusan harus bagaimana.
Tujuannya memang menemui Putri Anjani. Â Tapi jika ternyata keadaan sangat tidak menguntungkan, dia akan menundanya. Â Paling penting besok dia akan memerintahkan semua anak buahnya bersiap menyerang jika terjadi perang. Â Dia hanya ingin menunjukkan kepada persekutuan mengenai andilnya dalam perang ini. Â Selanjutnya dia akan menagih hal yang sama saat berperang dengan Galuh Pakuan nanti.
Ada satu hal yang menarik perhatian Panglima Kelelawar. Â Orang-orang yang bertugas di dapur ini terlihat begitu kikuk dalam melaksanakan tugas memasak. Â Memang ada beberapa orang yang terlihat ahli masak. Â Tapi yang lainnya sama sekali tidak. Â Termasuk juga para tukang cuci, tukang kayu api dan tukang tungku. Â Semua nampak tidak biasa melakukan pekerjaannya. Â Canggung.
Mata Panglima Kelelawar yang tajam akhirnya menyadari. Â Sebagian besar orang-orang di dapur ini bukan orang-orang biasa. Â Langkah kaki mereka begitu ringan. Â Gerak-geriknya sangat cekatan. Â Hmm, mereka ini orang-orang dunia persilatan.
Pantas saja tidak yang mencurigainya. Â Mungkin dipikir dia termasuk salah satu dari mereka yang ditugaskan untuk menyamar. Â Panglima Kelelawar yakin ini semua strategi dari Putri Anjani. Â Memang cerdik.