Kau melupakan aku
seolah kau tak ingat terhadap sepatu
yang dulu pernah membawamu berlari
menujuku yang sendiri
Sepatu yang kini usang dirobek-robek jaman
tapi sebenarnya masih bisa kau gunakan
sebagai pengingat di setiap malam
bahwa nyala suluh itu tak pernah padam
Bila tak sanggup lagi berlari, maka pilihannya adalah menyusur jalan
bekas tapak kita dulu pernah meninggalkan jejak kenangan
meruamkan hangat matahari yang suam-suam
dengan bertubi-tubi canda kikuk namun dalam
Kita terlalu banyak mentertawakan dunia, rupanya
sehingga dunia menjadi sakit hati, ternyata
balik menerkam kita
dengan takdir yang tak bisa diunduh melalui peramban apa saja
Dan sekarang kita kembali duduk di teras yang sama
mencoba menggali ingatan seadanya
di mana letak salah masa lalu
hingga seperempat masa kita biarkan membatu
Sampailah kita di sini
di sebuah serambi yang kita bangun dari banyak kepingan mimpi
menikmati senja yang berbeda
namun masih dengan rasa yang sama
Sei la mia vita
Bogor, 12 April 2019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI