Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Audrey Bertemu dengan Matahari

10 April 2019   19:37 Diperbarui: 10 April 2019   21:03 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang gadis kecil memeluk gerimis yang nyaris membuatnya lupa airmatanya ada di mana. Hujan deras tadi sempat melukainya. Mengoyak mata, mencabik telinga, dan menyayat harapannya menjadi potongan-potongan besar malapetaka.

Pada usianya yang sekarang ini, dia dulu memimpikan bertemu para bidadari yang akan membawanya merenangi warna-warna pelangi. Tapi,

Dunia mimpi yang dibangunnya pecah berantakan seperti vas bunga kaca yang dijatuhkan oleh angin dingin yang lebih kejam dari seringai hyena-hyena jahanam.

Audrey menunda mimpinya untuk sementara. Dia harus membebat mimpinya yang terlebih dahulu didatangi duka.
------
Seorang gadis kecil terbangun dari kesakitannya. Menyongsong matahari yang menyingsing di sudut mata. Para peri nampak menari-nari di sela-sela cahaya.

Ah, ini barangkali para bidadari yang dulu membuatkannya bangunan mimpi.

Gadis kecil itu membentangkan tangan selebar-lebarnya. Dunia memang tak sekecil yang dia kira. Ternyata,

Dunia bertamu di hadapannya dengan wajahnya yang lebih ramah dari para penziarah masa lalu. Bercerita di depannya mengenai besok, lusa dan hari-hari kelabu yang pasti berlalu. Juga memberinya bingkisan paling berharga; asa dan sukacita dalam satu paket bahagia.

Audrey mengubur masa silam dengan senyum paling pagi yang pernah dipunyai. Jika matahari saja datang menemui, hari esok penuh cinta niscaya akan antri untuk menjumpai.

------

Jangan khawatir Audrey. Dunia akan selalu menjadi milik orang-orang yang sebelumnya teraniaya namun berhasil terjaga dari mimpi buruknya.

Bogor, 10 April 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun