Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kita akan Bertemu di Suatu Titik

5 April 2019   08:34 Diperbarui: 5 April 2019   08:43 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita kembali larut dalam percakapan. Di meja sarapan saat kita sedang berusaha keras menyatukan keinginan. Tentang beberapa hal yang kita sendiri lupa itu apa. Karena ingatan kita jeruji dengan sengaja.

Barangkali ini tentang cinta dan bagaimana cara menyapanya. Atau tentang cinta dan bagaimana cara memenjarakannya. Atau tentang cinta dan bagaimana cara melupakannya.

Di pagi yang sarat dengan mimpi. Ada baiknya kita mulai menyelami kedalaman hati. Menatanya baik-baik sebelum semuanya menjadi pelik. Termasuk bertabik pada semua kenangan dan menyimpannya dalam bilik.

Kita ada di antara ruang terbuka yang berbahaya, juga di kotak-kotak tertutup yang sebagian udaranya mengandung bisa. Kita tak boleh hidup dengan cara biasa. Sebab nantinya kita mudah saja digiring ke tiang-tiang gantungan. Tempat otak dan benak kita lepas bertanggalan.

Saatnya kita berangkat. Aku ke timur dan kau ke barat.

Kita akan bertemu di suatu titik yang kita sebut sebagai kata sepakat.

Sepakat tentang cinta untuk selalu menyapanya. Juga tentang cinta dan membebaskannya dari cara-cara. Juga tentang cinta yang ternyata tak ada satupun cara untuk melupakannya.

Jakarta, 5 April 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun