Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ingatan Musim

13 Maret 2019   10:02 Diperbarui: 13 Maret 2019   09:59 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ingatan akan musim semi, membuat tanah-tanah yang dibekap kebekuan kembali dialiri hangatnya harapan. Daun-daun yang tergantung kaku, mulai melepas salju dari tubuhnya yang kelu. Sudah sekian lama para penghuni bumi berhibernasi. Memperbaiki ricuhnya hati.

Ingatan akan musim panas, menjadikan hujan sedikit tergesa-gesa. Terlalu lama mendiami daratan dengan genangan, membuatnya menjadi tersangka dengan tuduhan mengada-ada. Sisa-sisa banjir dan puing reruntuhan, diibaratkan monumen perang. Padahal itu semua hanya cuaca yang dikambing hitamkan.

Orang-orang menggali lagi mimpi-mimpi yang semula dikuburkan. Membuat upacara baru kebangkitan. Dari remah-remah semangat yang berhasil dikumpulkan. Di sela-sela pergantian musim. Di antara kelahiran kembali kebaikan-kebaikan yang anonim.

Langit berjuang sekuat tenaga mendapatkan birunya. Laut menyingsingkan gelombang kecil agar bisa kembali menjadi tujuan dari asa nelayan yang tertunda. Gunung-gunung menampakkan diri apa adanya. Sedangkan desa dan kota mencabut segala permusuhan abadi tentang cerita urban yang pahitnya melegenda.

Musim memanglah raja. Dari kerajaan yang berdiri atas nama jeda dan masa.

Di mana keburukan dan kemuliaan adalah neraca hitam putih yang biasa.

Di dalam sebuah hukum sebab akibat yang sederhana.

Jakarta, 13 Maret 2019

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun