Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kerumitan yang Sederhana

4 Maret 2019   05:39 Diperbarui: 4 Maret 2019   05:45 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

aku pernah, mengkhayalkan cinta
hadir tanpa tanya
tak berperkara
sederhana
tapi
dalam ranah yang bukan khayalan
cinta datang penuh pertanyaan
selalu meminta jawaban
dan mengakhirinya dengan pertengkaran

Itulah mengapa, ada frasa patah hati
ketika cinta saling memaki
lalu harakiri
membunuh dirinya sendiri

mengapa juga, dalam percintaan
pertemuan tak pernah direncanakan
namun kemudian
ditutup dengan
perpisahan yang diupacarakan
tidak secara sederhana
nyaris selalu, dengan kerumitan yang mengada-ada

lalu setelahnya, tercipta kosakata kehilangan
memecah hati ke dalam kepingan demi kepingan
seperti titik-titik hujan
yang menjatuhi bubungan
untuk hilang di banyak genangan

kelak akan
muncul kembali dalam bentuk kenangan
yang begitu rumit
namun, disederhanakan secara pahit
di kedalaman rasa sakit

Bogor, 4 Maret 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun