Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gairah di Kekaisaran Pagi

9 Februari 2019   09:28 Diperbarui: 9 Februari 2019   10:01 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi terdiri dari geliat kesepian dan hormon yang menghangatkan untuk memuaskan birahi tak tertahankan. Dari orang-orang yang ingin bercinta dengan hatinya. Bukan terhadap tubuhnya.

Udaranya yang dingin adalah tilam sangat nyaman untuk saling berpelukan. Dengan rerumputan yang menegakkan diri setinggi-tingginya setelah dipagut kuat oleh embun yang memoles bibirnya dengan sentuhan tipis cahaya matahari.

Dalam lamunan, pagi menelanjangi dirinya sendiri. Menerima dengan senang hati bila ada yang bersedia menemani. Menghabiskan secangkir kopi. Atau sekedar berbincang tentang para permaisuri hati yang memimpin kekaisaran cinta. Mendampingi para rajanya di samping singgasana yang dipahat dari kekuatan rasa.

Gairah yang meledak-ledak di wilayah kekaisaran pagi nampak begitu menghentak-hentak. Menyentak para penghuni yang semenjak tadi menahan diri untuk tidak bergejolak.

Pagi memang sangat menggairahkan. Apalagi jika jiwa dan pikiran tidak menjatuhkan diri pada perkara-perkara recehan.

Bogor, 9 Februari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun