Seperti kota yang selalu merindukan kegaduhan,
kita juga terlalu menjebak kepala dengan keriuhan.
Ini tentang matahari
memaksa kita berteduh justru ketika kita tak ingin singgah ke mana-mana
juga tentang mata hati
menyuruh kita mengeluh di saat kita sedang sukarela memeras keringat untuk ke sekian kalinya
Isi kepala lantas mengambil jalan pintas
dengan melintasi batas-batas
antara kegilaan dan rasa sadar
tahu-tahu kita sudah terbangun dalam sangkar
memenjarakan rasa percaya
di dalam penjara
yang dibangun sendiri
dari seutas tali dan banyak duri-duri
Ini tentang sore hari
meminta kita mengalah padahal kita sedang begitu gagah mengerakahi
juga tentang tubuh sunyi
memohon pelukan hangat di saat kita melepas gigil satu persatu dari pori-pori
Ini semua tentang kita yang mencoba sekuat tenaga berlari
menghindari keinginan sengaja untuk patah hati
di suatu kesempatan ketika kota tak lagi menghendaki
dan kita memenggal kepala sendiri dengan rasa tak peduli
Jakarta, 6 Februari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H